Sunday, February 7, 2021

Semesta Mendukung

Tulisan ini dibuat utnuk memenuhi tantangan Mamah Gajah Ngeblog bulan Februari 2021.

Ulang tahun ke 8 ibu memberikan saya buku diari. Buku kecil warna biru bergambar kucing itu hanya saya isi beberapa kali. Setiap hari ibu menyuruh saya mengisi buku tersebut, setiap hari pula saya mengelak. Kala itu, menurut saya tidak ada hal menarik dari keseharian saya yang bisa saya ceritakan. Hanya sekolah. Mengaji. Les ini itu. Begitu saja. Sampai suatu hari saya menemukan buku itu terisi tulisan ibu. Catatan harian saya. Ditulis oleh ibu. Absurd memang. Tapi itulah ibu saya. 

Hobinya menuliskan apa yang dia alami. Tidak cukup sekali dalam sehari. Kapanpun ada hal-hal tidak biasa yang terjadi di harinya, ia menuliskannya. Mulai dari kejadian yang membuatnya gembira seperti dapat kocokan arisan, membuat terkekeh seperti kelakuan artis favoritnya di tivi, membuat terharu saat anak didiknya lulus dengan segala keterbatasan, membuat prihatin seperti anaknya sendiri minta baju baru di tanggal tua, atau bahkan hal sepele seperti kucing tetangga melahirkan. Berpuluh buku catatan tersimpan rapi dalam lemari di kamarnya. Semua pemikiran, kekhawatiran, kesedihan, kebahagiaan, dan mimpi mimpinya tertuang di lembaran demi lembaran buku yang sekarang semakin menguning termakan usia. Beliau hanya berhenti menulis 2 minggu sebelum tiada. Tulisan terakhirnya tentang mimpi bertemu almarhum ayahnya.

Sepertinya ibu punya obsesi membuat anaknya suka menulis seperti dirinya. Setiap kali tak bosan mengingatkan manfaat menulis  bahkan sempat mengikutkan saya ke klub sastra SMA. Kolusi dengan teman sesama guru agar saya ditunjuk sebagai perwakilan sekolah. Dimana keikutsertaan saya dihentikan hanya dalam beberapa bulan, karena lebih suka berdiam diri membaca di pojokan daripada berdiskusi atau mendengar teori literasi. Memang banyak hal yang diawali dengan KKN umumnya berakhir kurang bahagia mom 😅

Kala itu ide mencatat pengalaman sehari hari apalagi dalam bentuk buku diari tidak menarik buat saya. Bahkan ketika film Ada Apa Dengan Cinta booming, dan semua orang tiba tiba punya geng dan menulis diari bersama. Saya tetap tidak tertarik. Mungkin karena saya juga tidak punya geng. Jadi boro boro menulis bersama, temen nulisnya juga tidak ada. Menulis cerita pendek beberapa kali saya lakukan tapi mandek di awal. Mungkin saya memang tidak berbakat.

Sampai suatu hari adik saya kecanduan menulis blog. Saat itu dia masih SMA dan saya sudah di tingkat akhir kuliah. Berjam jam adik saya habiskan untuk mengulik blog. Mendengar ceritanya saya jadi tergiur ikutan menulis juga. Ternyata memang menarik konsep blog ini. Saya bisa cerita suka suka dan ada yang membaca. Apalagi hobi saya memang mengamati orang dan menganalisa situasi. Ada banyak hal yang bisa ceritakan. Hal hal absurd yang menarik buat saya. Selama beberapa tahun saya rajin menulis blog. Ternyata saya cukup menikmati menjadi pencerita.

Mengetahui anak anaknya akhirnya menulis, ibu kami senang sekali. Setiap hari menanyakan kapan kami akan mengisi blog kami. Blog memungkinkannya mengintip kehidupan kami terutama saya yang saat itu sudah hidup terpisah dengannya. Saat saya kuliah dan bekerja di Bandung, saat saya menghabiskan waktu keliling Indonesia, ataupun saat saya sejenak merantau ke Eropa. Ibu selalu bertanya kapan saya akan menunggah cerita. Paling disuka jika saya bercerita tentang perjalanan ke suatu tempat baru. Dari cerita saya, dengan cermat nama tempat tersebut dan hal hal yang ada disana dituliskannya kembali di catatannya sendiri. Jarinya menelusuri peta Indonesia dan dunia yang terpasang di dinding kamarnya. Dengan spidol ditandainya tempat tempat yang saya kunjungi. Menorehkan catatan yang bahkan saya sendiripun sekarang sudah lupa. 

Sesungguhnya hingga saat ini saya masih menyimpan penyesalan karena belum begitu banyak bercerita langsung dengannya tentang berbagai pengalaman saya saat ada di negeri orang. Karena hanya 2 bulan setelah saya kembali ke Indonesia. Ibu berpulang selama lamanya. 

Tahun 2017 setelah ibu meninggal, bagian otak saya yang terpakai untuk menuliskan blog perlahan seperti mati rasa. Padahal banyak ide tulisan yang melintas, tapi selalu mandeg saat ingin disampaikan. Hal hal menarik juga menguap ketika akan dituliskan. Semenjak itu blog saya ini hanya menjadi semacam memento. Kadang saya buka buka lagi untuk dibaca. Saat saya merasa kurang percaya diri. Atau merasa kehilangan jati diri tenggelam dalam rutinitas sebagai ibu, isteri, dan pekerja kantor. 

Saya sudah berniat tahun 2021 ini mulai kembali rajin menulis. Untuk kembali bercerita. Muluk muluknya memenuhi harapan ibu untuk terus menulis walaupun beliau sudah tidak bisa membacanya. Atau paling tidak untuk menyemangati diri sendiri di tengah kondisi pandemi yang menyesakkan dada. Tapi dengan dalih kelelahan mengasuh 2 balita dan bekerja full time, malam malam lowong saya lebih banyak dihabiskan untuk kegiatan kegiatan minim pemikiran a.k.a nonton drama korea 🙈 

Alhasil ketika membaca postingan terkait tantangan ngeblog di komunitas itb motherhood seakan semesta mendukung. Apalagi saya memang sedang mencari dorongan untuk jadi pribadi yang lebih produktif. Jadi mari kita coba saja.. Semoga bisa konsisten yaa. Amiiin. 

20 comments:

  1. Semangat teteeeh..masya Allah meni keren kitu ibunyaa 🙈

    ReplyDelete
  2. Masya Allah, semoga Mamah Gajah Ngeblog bisa hidupkan kembali semangat menulisnya ya teh. Makasih teh udah join :) yuk ikut terus tantangannya

    ReplyDelete
  3. Menuliskan diari untuk anak ... hihi saya jadi inget diri sendiri yang melakukannya juga untuk anak. Sejauh ini tampaknya sih dia senang-senang saja dan akhirnya mulai mengambil alih alat tulisnya (mengisi diarinya sendiri) .. semoga nggak jadi benci di kemudian hari XD

    Btw ceritanya mengharukan sekali Teeh, agak tercekat membayangkan sosok ibu yang sudah tiada. Semoga beliau mendapat tempat terbaik ya sekarang. Aamiin.

    ReplyDelete
  4. Terharu baca part tentang ibunya teteh... Semangat nulis lagi teh!

    ReplyDelete
  5. Teteh mirip ihh. I feel you. Kujuga nyesel belum banyak yg udah diceritain waktu tinggal di Luar. Waktu itu ayahku koma kecelakaan dan aku gbisa nengok. Habis itu aku cuma bisa nulis bberapa judul, dan itu almost tentang ttg kesedihan. Habis itu aku lupa punya blogspot dan baru inget bbrp hari yang lalu. Waktu mulai muncul keinginan buat nulis lagi, salah satunya krn grup mamah gajah ngeblog. Btw salam kenal teh :)

    ReplyDelete
  6. Ibunya keren pisan teh, kok ya saya jadi terinspirasi mau ngasih anak diary nanti kalo udah agak gedean dikit, hehe. Semangat menulis lagi teh, saya juga baru rajin nulis lagi setelah bertahun-tahun blog nya mati suri. Salam kenal, teh.

    ReplyDelete
  7. Terharu baca ceritanya. Kisah Ibunya teteh bikin saya merasa harus lebih menghargai setiap waktu yang dijalani. Terkadang saya juga suka merasa ga banyak hal menarik dalam hidup ini, padahal sebenarnya banyak yang harus lebih dihargai ya.

    Salam kenal teh,
    Dini, sesama Mamah Gajah

    ReplyDelete
  8. Salam kenal teh, saya Yuli Si08. Al Fatihah untuk almarhumah ibunda tehh. Masya Allah terharu sekaligus sangat inspiring sekali almarhumah ibunda.Semoga dengan ikutan mamah gajah ngeblog kita jadi bisa semakin konsisten nulis. Semangat yaa

    ReplyDelete
  9. Waaah... Ibunya keren banget teeh, sampai mendorong anaknya buat nulis... Terharu baca ceritanya...

    ReplyDelete
  10. Huaa.. Teteh mengharukan banget baca bagian tentang (almh) Ibu.. inspiratif sekali. Semoga semakin konsisten nulis di blog ini lagi ya Teh

    ReplyDelete
  11. Ibunya kereeennn... 😍 Saya mau jadi kayak ibu; membangkitkan semangat menulis ke anak-anak saya. Eh, tapi sayanya sendiri musti semangat nulis dulu kali ya? Hehehe... Yuk, ah, semangaaattt... 🤗

    ReplyDelete
  12. inspiring dan bikin terharu bgt ini ceritanya, tulisannya jg enak dibaca, ngalir berasa lg dengerin curhatan langsung,hehehe..salam kenal, teh Restu. saya Wulan GD04. tetep semangat nulisnya yaa

    ReplyDelete
  13. halo teh salam kenal. hangat sekali baca cerita tentang ibu, kereeen

    ReplyDelete
  14. Bacanya saya jadi ikutan melow teteehh, semoga menjadi kebaikan untuk ibu juga ya Teh. Pendidikan loeterasi di keluarganya perlu dicontoh nih, adik teteh juga suka ngeblog ya ternyata..

    ReplyDelete
  15. teteh, luar biasa sekali ibunya. Jujur baca postingan ini membuat hati saya meleleh, semoga ibu teteh diampuni dosa-dosanya, dan ditenangkan alam kuburnya. Kemon teh, kita kebut berkisah dan bercerita tentang masa lalu, masa kini atau masa depan di blog. salam kenal, essa biologi 2004.

    ReplyDelete
  16. senang banget ya menemukan banyak mamahgajah yang kembali ngeblog. semoga bisa tetap konsisten menulis ya. kadang memang awalnya perlu dipaksa biar jadi biasa ngeblog lagi.

    ReplyDelete
  17. AlFatihah untuk ibu ya Teh. Semoga Allah lapangkan dan terangi kuburnya selalu. Sy malah jadi ikutan ngerasain dag dig dug nya ibu menunggu tulisan terbaru teteh di Blog. Berasa sinetron.. :)

    ReplyDelete
  18. Hai teh salam kenal, saya Yuniar Ki01. Masyaa Allah senangnya punya Ibu yang hobi menulis dan sabar pisan "mempengaruhi" teteh. Akhirnya berbuah manis ya teteh sekarang hobi ngeblog. Suka dengan cerita teteh.

    ReplyDelete
  19. Salam kenal teh, sy Echa pL06. Terharu banget saya baca ceritanya teehh.. Semoga semua di grup MGN bisa istiqomah terus menulis ya teh spy tetap produktif, apapun alasan awalnya ngeblog 😊

    ReplyDelete
  20. Senang baca tulisan mu. Membuat ku teringat pada ibu ku sendiri.
    Semoga ibu selalu dalam lindunganNya.
    Aamiin.

    ReplyDelete