Thursday, June 30, 2022

Waktu Indonesia Menurut Ibu Restu

Preambule

Padahal Nulis Kompakan Mamah Gajah Ngeblog kali ini saya yang jadi adminnya. Eh kok malah sendirinya menunda-nunda mengerjakannya. Haha. Mohon maaf pembaca sekalian yang budiman, darah procrastination dan deadliner memang mengalir di tubuh saya. Si penganut alon-alon asal kelakon yang hobi grusa-grusu. Karena dengan menunda-nunda berkedok alon-alon sering tidak sadar kalau deadline sudah dekat. Persis seperti kelinci di dongeng Kelinci dan Kura-Kura.

Jenis-Jenis Waktu

Baiklah, kita sudahi saja penyesalan ini, mari kita simak rutinitas harian saya yang bisa dibagi menjadi beberapa zona waktu. Melebihi benua Amerika yang dibagi jadi empat:

1. Waktu Indonesia Bagian Me Time Emak

Mulai subuh sampai anak-anak bangun pagi. Waktu ini adalah waktu favorit saya. Ada banya kegiatan yang bisa saya lakukan setelah menunaikan kewajiban sholat subuh, olah raga (kalau sedang niat), menulis (kalau sedang mood), atau baca-baca (kalau sedang ingin rajin). Saat pikiran masih jernih dan rumah sepi, adalah waktu yang tepat untuk Emak memanjakan diri. Kadang waktu berharga ini juga dipakai untuk tidur lagi. Biasanya kalau habis begadang karena mengerjakan sesuatu atau anak-anak rewel.

Selain subuh, waktu me time emak lainnya adalah setelah anak-anak tidur malam. Cuma kalau yang itu, seperti jutaan ibu-ibu lain di muka bumi, biasanya digunakan untuk screen time. Kegiatan nirmikir yang sebetulnya mikir. Nonton drakor, nonton konten BTS, scroll timeline sosmed, scroll marketplace atau berbagai kegiatan screen time lainnya yang dilakukan dengan dalih mendinginkan kepala. Kadang screen time Emak memang lebih daripada anaknya. Haha.

2. Waktu Indonesia Bagian Uyel-Uyel dan Sebangsanya (Weekdays)

Sebagai ibu bekerja, saya sadar sepenuhnya kalau akan menitipkan anak-anak seharian ke orang lain. Satu yang bisa saya lakukan untuk mempermudah hidup para pengasuh adalah, memastikan tangki cinta bocah-bocah lucu ini terisi penuh agar tidak cranky saat ditinggal pergi kerja orang tuanya. Jadi setelah anak-anak bangun biasanya saya uyel-uyel dulu, cium-cium dulu, atau peluk-peluk dulu. Biasanya saya kasih tau rencana saya dan ayah mereka hari tersebut dan mengingatkan mengenai kewajiban mereka. Bermain dan belajar. Karena waktu kerja saya dan suami cukup fleksibel jadi biasanya saya pastikan dulu mereka sudah sarapan dan siap main sebelum saya dan suami berangkat ke kantor (kantor kami sama).

Mulai tahun ajaran baru ini anak-anak mulai masuk sekolah, jadi sepertinya rutinitas pagi akan sedikit bergeser. Uyel-uyel, peluk-peluk dan cium-cium lebih pagi. Supaya semangat pergi sekolah doang ah.

3. Waktu Indonesia Bagian Jawab Pertanyaan

Pekerjaan saya sebagai ibu-ibu TU bisa dibilang seperti ikutan kuis, tapi seharian. Adaaaa saja pertanyaan yang harus saya jawab. Baik dari mahasiswa, dosen, teman-teman sesama staf administrasi, orang luar, bahkan sampai OB, tukang kebun, dan satpam juga suka tanya sama saya. Sepertinya tampang saya memang menimbulkan pertanyaan. Biasanya pagi-pagi pertanyaan ini melimpah. Sudah berderet di WA kantor. Apalagi kalau Senin pagi. BEUH! Seperti semua orang menunggu dari weekend untuk kasih pertanyaan ke saya. Pantes setiap pulang kerja capeknya kayak ikut ujian atau cerdas cermat P4. Baiklah referensi yang 80an sekali.

4. Waktu Indonesia Bagian Menerapkan Istilah yang Didapat di Kuliah

Dulu waktu kuliah saya mengenal dan belajar tentang penjadwalan dan manajemen proyek. Tak pernah saya sangka dan kira bahwa di dunia kerja istilah-istilah tersebut akan benar-benar melekat pada keseharian saya walaupun untuk hal yang sama sekali berbeda. Mengatur jadwal kuliah, jadwal sidang, jadwal rapat, jadwal ini jadwal itu. Organize acara wisuda, acara alumni, workshop, kuliah tamu, habladi, hablada. Jangan lupa kegiatan-kegiatan ini juga erat kaitannya dengan estimasi dan optimasi. Karena di dunia ini tidak ada satu halpun yang pasti.

5. Waktu Indonesia Bagian Pacaran (Biasanya habis gajian)

Untungnya punya suami satu kantor adalah, kalau siang bisa kabur ngedate. Haha. Biasanya kami makan siang mencoba tempat-tempat yang riweuh kalau bawa bocah. Kadang, kalau ada urusan yang harus dilakukan, kami juga izin dulu pergi siang-siang. Misalnya survey sekolah bocah, ngurus STNK, atau ganti ban. Iyes ganti ban lebih asyik kalau berdua lho. Ngeliatin mamang-mamang bengkel memastikan poros ban lurus dan semua sekrup terpasang sempurna. Sambil main game di HP dan nonton Netflix tanpa suara karena takut berisik. BEUH! Romantis sekali! Silahkan ditiru sebagai alternatif kentjan berikutnya.  

6. Waktu Indonesia bagian Macet di Jalan Pulang (Rutinitas Lama Mulai Lagi Pasca Pandemi)

Bandung kembali macet pasca semua kegiatan kembali diadakan offline. Tak jarang 45 menit kami habiskan untuk kembali ke rumah (Mohon maaf jika yang rumahnya di jabodetabek ada yang merasa tersinggung. Tapi 45 menit di Bandung itu lama. Apalagi buat jarak 7 km saja. Hehe). Untuk menghabiskan waktu biasanya suami mendengarkan podcast. Hobinya kebanyakan podcast stand up comedian, seperti Pandji Pragiwaksono, Cing Abdel dan Ghilbas, Esrnest Prakarsa, atau geng podcast lainnya yang saya kurang hapal namanya. Kalau saya sedang bosan dengar podcast kami dengar lagu shuffle di spotify (bukan iklan). Kadang sengaja pasang lagu 90an supaya bisa nyanyi-nyanyi loba gaya berdua di mobil. Alhamdulillah nggak pernah diberhentikan polisi. 

7. Waktu Indonesia Bagian Main dengan Anak-Anak.

Kami sampai rumah biasanya paling lambat jam setengah 6. Seringnya jam 5 juga sudah di rumah. Kadang malah setengah 5 kalau jalanan kosong. Pulang kerja tentu tidak bisa leha-leha, karena anak-anak sudah menunggu. Ini saatnya mereka main dengan kami. Suami sih yang biasanya main sama anak-anak. Saya termasuk ibu-ibu yang kurang hobi main sama anak-anak. HAHAHA. Pengakuan dosa. Kan tidak semua orang harus hobi main sama anak-anak dong ya :')

Anak yang besar biasanya minta main berantem sama bapaknya, main catur, atau main kartu. Anak yang kecil hobinya playrole. Paling asik playrole dokter dan pasien. Soalnya kalau saya jadi pasiennya bisa sambil ngaso. Paling nggak asik playrole dengan adegan ibu-ibu dan bayi. Saya jadi ibunya dan anak-anak jadi bayinya. Lha apa bedanya sama dunia nyata :)) 

8. Waktu Indonesia Bagian Krisis Tidur

Setelah Magrib biasanya kami makan, istirahat, dan main-main yang santai dengan anak-anak sampai waktu mereka tidur. Persiapan anak-anak tidur sudah dimulai dari jam delapan malam. Atau jam tujuh malam kalau mandi dihitung persiapan. Anak-anak saya memang biasa mandi malam. Lebih nyenyak tidurnya daripada kalau tidak mandi atau mandi sore-sore. Rutinitas anak-anak untuk tidur sebetulnya sederhana. Mereka cuma harus beres-beres, sikat gigi, sholat, lalu ke tempat tidur mendengarkan saya atau ayahnya cerita. Masalahnya semakin mendekati waktu tidur semakin keras penolakan anak-anak untuk menyerah pada kantuk. Jadi banyak berantemnya juga kami di waktu-waktu itu. Kericuhannya mirip krisis Ukraina Rusia lah. Bedanya kalau disana lempar nuklir disini lempar rengekan, jeritan, tangisan, dan hal-hal memekakkan telinga lainnya.  Andai mereka paham kalau tidur itu adalah kemewahan saat mereka sudah dewasa, pasti mereka akan segera berlari meletakkan bantal di kepala ketika saatnya tiba. 

Karena kerumitan menjelang waktu tidur ini maka muncul waktu bagian Indonesia setelah ini....

9. Waktu Indonesia bagian Jalan-Jalan Malam

Ini kebiasaan saya, suami, dan anak-anak yang dimulai saat pandemi. Dimana saya dan suami jadi 24 jam bareng sama bocah terus tanpa jeda. Malam hari bocah tetap menolak tidur. Sementara saya dan suami biasanya sudah hampir KO karena capek ngasuh sambil kerja. Akhirnya setiap malam kami jalan-jalan putar-putar Bandung naik mobil. Karena kalau naik mobil anak-anak tidur. Sampai rumah bisa diangkat dan tidur sampai pagi. Satu trik yang sungguh mujarab, yang patut dipatenkan. Walaupun pernah beberapa kali jackpot, anak bungsu diangkat dari mobil malah bangun sebelum sampai kasur dan melek sampai lewat tengah malam. Haha. 

Sekarang, saat pandemi sudah mulai mereda, trik ini kadang masih kami lakukan. Apalagi kalau si sulung sibuk berkegiatan seharian dan menolak tidur siang sehingga malamnya uring-uringan. Karena bocah ngantuk adalah hal paling sulit nomor 8 di dunia setelah soal olimpiade Fisika. 

10. Waktu Indonesia Bagian Akhir Minggu

Weekend atau akhir minggu adalah waktunya acara keluarga. Biasanya hari Sabtu anak-anak ikut kelas. Kelas-kelas lucu untuk sosialisasi, karena belum sekolah formal. Anak besar ikut kelas lego, sementara yang kecil ikut kelas playdate. Iyes di masa modern ini playdate saja ada kelasnya. Kalau tidak ikut kelas Sabtu mereka berenang di hari Minggu. Minggu sore biasanya kami manfaatkan untuk belanja grocerries di swalayan besar. Waktunya jajan buat anak-anak dan suami dan waktunya saya menerima kenyataan kalau semua harga naik lagi. 

Eh tapi, walaupun seringnya pergi, tapi tak jarang juga weekend kami habiskan di rumah saja. Biasanya kalau suami ada acara atau kerjaan, atau Bandung sedang menggila macetnya. Orang Bandung ngalah sama orang luar Bandung yang kangen Bandung :')

Penutup

Sebetulnya masih ada beberapa waktu Indonesia bagian Bu Restu yang masih bisa diceritakan atau di breakdown. Mungkin ada 37 seperti Provinsi di Indonesia. Tapi sudahlah kita berhenti saja di angka 10. Supaya tetap nampak hemat, bersahaja, dan sama dengan jumlah Program Pokok PKK.             

8 comments:

  1. Serruuuu.... hari-harinya Teh Restu. Enak bacanya, jadi pengen ngintilin, Sehari Bersama Ibu Restu, gitu. Bisa tayang di tipi mana ya kira-kira...?

    ReplyDelete
  2. Aku kasih ide playrole yg cocok buat mamah2: salon/spa! Minta anak2 bersihin wajah, bubuhin toner rambut, syukur2 kalau mau pijit2 tangan atau kaki gitu. Dijamin semua bahagia!... 😁

    ReplyDelete
  3. Eh...baru tahu loh aku, jumlah provinsi di Indonesia sekarang 37.
    Kok sama sih, weekend di rumah aja, ngalah sama orang luar Bandung. Aku tahu tempat-tempat hip di Bandung ya, karena ketemuan temen-temen yang dateng dari Jakarta. Haha...kok mereka tahu sih?
    Tempat kentjannya di bengkel ya Teh. Kalau kami ke pasar naik motor, udah itu lupa, belanja banyak baru inget, oh iya, naik motor, tarok mana nih belanjaan...

    ReplyDelete
  4. Aduh Bandung emang tambah macet aja ya Restu, 7 km itu 45 menit sih kebangetan emang. Ngikik baca bagian menjawab pertanyaan, kangen cerita Ibu TU favoritku haha.

    ReplyDelete
  5. Kenapa ya anak-anak kalau di rumah menolak tidur padahal udah di kasur, tapi kalau di mobil kadang baru jalan belum sampai 1 km udah ketiduran? Sering banget deh pengen bilang ke anak-anak: "heeiii nanti kalau udah gede kalian bakal sering banget ngalamin ngantuk tapi belum boleh bobo. Mumpung masih bisa bobo jam segini, yuk bobo yuuuukk.. " Hehe..

    ReplyDelete
  6. Seru sekalii teh baca keseharian teh restuu <3 enak yaah satu tempat kerja sama suami, di bandung pula, jd bs kentjan siang-siang gitu hihi

    ReplyDelete
  7. Ahahahahaha terhibur sekali membacanya yah Bund. :D. Ya ampun ngakak yang bagian playrole adegan ibu dan bayi, wkwkwkwk.

    Aduh itu sudah pasti seruu dan menyenangkan sekali sekantor dengan Pak Suami. Pulang pergi barengan, siangnya bisa hunting kuliner baru yang tempatnya enak buat berduaan, aduhh ini pasti impian bagi banyak pasangan. :)

    Btw kok masih ingat saja dengan 10 Program Pokok PKK, Mah Restu, ahahaha.

    ReplyDelete
  8. Waaah banyak banget jenis waktu indonesianya. Setuju soal anak-anak belum tahu betapa berharganya waktu tidur ya... kita orang dewasa ngemis2 pingin tidur. aku juga kalau jam tidur kadang bilang sama anak, ayo dong bobok, mama dah mau pingsan ini.

    Aku pingin deh bisa bangun subuh dan punya me time. Aku mau coba ah (entah kapan). Makasih ceritanya teh :) Menginspirasi!

    ReplyDelete