Friday, March 28, 2014

Ketika Layanan Publik Mogok

Petugas keamanan bandara Frankfurt am Main minta kenaikan upah. Dari 11-13 euro ke 16 euro sama rata plus tambahan upah tetap 100 euro perbulan.

Negosiasi kenaikan upah nampaknya berjalan alot dan karenanya sebagian besar petugas bandara Frankfurt am Main, bukan hanya petugas keamanannya, selama sebulan ini bergantian melakukan aksi mogok. Aksi mogok yang dilakukan sempat membuat bandara terbesar di Jerman dan tersibuk ke-3 di Eropa ini kacau balau dan bahkan lumpuh.

Petugas keamanan bandara Frankfurt Am Main tergabung dalam Vereinte Dienstleistungsgewerkschaft disingkat Ver.Di (united services union) yang beranggotakan penyedia jasa layanan publik di seluruh Jerman. Bulan ini, sebagai bentuk solidaritas, pekerja-pekerja lain yang berada di bawah naungan Ver.Di, seperti supir bis, supir tram, petugas pengangkut sampah, perawat, guru, dsb, juga bergantian melaksanakan aksi mogok.

Aksi mogok dilangsungkan di berbagai kota besar di Jerman. Untungnya waktu pelaksanaannya berbeda di tiap kota. Frekuensi dan lama aksi mogok serta jenis fasilitas yang ditutup juga tergantung kebijakan masing-masing kota.

Untuk Stuttgart sendiri, perusahaan penyedia layanan umum di bawah Ver.di, termasuk SSB (Stuttgarter Straßenbahnen AG) yang menyediakan jasa transportasi dalam kota (u-bahn, bis, s-bahn), memilih mogok di hari Rabu. Dua minggu kemarin setiap hari Rabu tidak ada U-bahn dan Bis yang beroperasi.

Rumah kami di Stuttgart berlokasi di lembah yang diapit dua bukit besar dan dikelilingi hutan. Tanpa adanya transportasi umum, otomatis kami tidak bisa kemana-mana. Ya sebenernya kalau nekad sih bisa hiking ke tempat tujuan, tapi males nggak sih? :P

Untungnya pemberitahuan mogok biasanya sudah diberikan 2-3 hari sebelum mogok dilaksanakan jadi saya bisa bersiap-siap. Siap-siap belanja persediaan makanan maksudnya. Supermarket dan toko asia jadi tempat wajib dikunjungi. Kenapa? Ini terkait dengan manajemen risiko. Bayangkan! betapa gawatnya risiko dari tiba tiba ingin makan Indomie di hari Rabu yang cerah, sementara Indomie di rumah habis dan tidak ada kereta yang bisa membawa kami ke toko penjual Indomie! Atau tiba tiba kami ingin makan bala bala sementara wortel lupa dibeli dan tidak ada kereta yang bisa membawa kami ke toko sayur? bayangkan!
...
...
Hmmm..Oke...nggak usah beneran dibayangkan sih. Berlebihan doang saya :P

Tapi nampaknya banyak yang berpikiran sama dengan kami. Buktinya sehari sebelum pemogokan, supermarket dipenuhi nenek nenek kakek kakek dan mahasiswa yang umumnya pengguna transportasi umum. Brocoli habis, roti ludes, kol juga. Mungkin nggak ada hubungannya sih. Tapi mungkin kalau terpaksa di rumah aja orang jadi hobi makan kol. Dan Brocoli. Siapa yang tau kan?

Karena tidak berminat hiking ke puncak bukit tempat universitas-nya berada, saat bis tidak beroperasi, suami minta ijin untuk tidak masuk kerja. Karena suami tidak masuk kerja otomatis ada kami berdua di rumah di hari kerja. Akhirnya sudah dua minggu ini hari Rabu berasa hari Minggu dan saya bisa makan beginian siang-siang :))))


Nasi Uduk + Ayam Goreng Krispi + Sambel Terasi. Nom nom! 

Asyik juga. Asal jangan sering-sering aja sih :P

No comments:

Post a Comment