Tuesday, November 19, 2013

Hantu Light Stick

Ada light stick bekas nonton konser korea menggantung di kaca spion dalam mobil mertua.

Saat malam, light stick itu sering menyala. Semalaman pula. Padahal harusnya baterainya sudah habis.

Bibi yang tiap malam lewat garasi tempat mobil itu disimpan merasa ketakutan.
Akhirnya, saat light stick beraksi bibi memilih memutar lewat tempat jemuran buat masuk ke dalam rumah.

“Setannya maenan lampu lagi mbak” kata Bibi suatu hari.
“Hiiiii” Jawab saya setengah cuek.
“Beneran setan ya mbak? Setan?Panggil Pak Ustad mbak?”
“Hiiiii” Kata saya lagi. “Biarin aja sih Bi. Daripada ntar hantunya macem macem”
“Ah mbak, bibi takut nih”   
Saya cuma mengangkat bahu.

Pagi-paginya, setelah solat subuh saya lewat depan pintu garasi dan kaget setengah mati. Ada sosok putih di garasi yang gelap.

Setelah jantung saya cukup tenang, saya putuskan melihat dengan jelas. Ternyata itu Si Bibi berdiri pakai mukena putih. Baca-baca ayat kursi di depan mobil dimana light stick bermasalah berada.

“Ngapain sih Bi?” Tanya saya setengah geli.
“Nyobain mbak, bacain ayat korsi, siapa tau setannya pergi” Jawab Bibi serius.

“Aduh Bibi, itu kan light sticknya nyala-nyala soalnya kemarin mobilnya kepanasan seharian. Jadi baterenya keisi lagi. Pasti itu saklarnya masih di posisi ON, jadi kalau malem suka nyala” Jelas saya panjang lebar sambil menahan tawa.

Bibi hanya mengerjapkan mata. Sekali. Dua kali.
“Tapi mbak....” Ucap bibi beberapa saat setelah mencerna penjelasan ilmiah saya.
“Apa?”
“Tadi Bibi bacain ayat kursi lampunya mati lo Mbak.”
“Ya itu baterenya pas abis berarti” jawab saya.
“Oh” Bibi mengangguk angguk sambil masih menggerling curiga ke mobil.

Siang itu si mobil seharian saya bawa dan sempat parkir di tempat panas.
Seperti diduga malamnya light stick beraksi lagi.
Malam itu Bibi tidak berkata apa-apa walaupun light stick menyala dengan ceria.

Paginya sebelum subuh saya dengar suara orang mengaji. Bunyinya dari arah garasi. Setengah mengantuk saya berjalan ke sumber suara. Buka pintu saya melihat pemandangan menakjubkan.

Si Bibi dan anaknya, berduaan duduk di depan mobil. Tikar digelar. Pake sarung, pake mukena. Mengaji dengan semangat.
...

...

...

Ya sudahlah. Yada yada yada.


1 comment: