Friday, September 23, 2011

Cerita Kala Hujan

Saya punya urgensi untuk membaca Paulo Cuelho. Karena saya sedang memiliki keinginan yang kuat untuk menjadi bijaksana.

Jangan tanya kenapa. Pokoknya urgensi itu membuat saya pergi ke toko buku jam 3 sore.

Hujan deras mendera saat saya keluar dari toko buku. Saya lupa Bandung sudah musim hujan. Saya tidak membawa payung.

Saat itu saya harus ke tempat lain yang lokasinya nanggung. Terlalu dekat kalau harus naik angkutan umum atau taxi, tapi cukup jauh untuk bisa ditempuh dengan jalan kaki tanpa menjadi basah kuyup. Menghadapi kenyataan yang terjadi, saya jadi sibuk berpikir dan menimbang-nimbang. Cukup lama, sampai saya menyadari satpam toko menatap saya curiga, karena saya termangu di depan tumpukan buku diskon "LULUS UJIAN NASIONAL" sambil tanpa sadar membuka-buka buku "Cara Cerdik Lulus Ujian Nasional". Mungkin saya dikira mau mencuri (ya ya ya siapa sih yang mau mencuri buku kumpulan soal ujian nasional??) atau siswa yang stress tidak lulus-lulus ujian nasional, atau dia ingin memperingatkan bahwa buku cara cerdik lulus ujian nasional ternyata sama sekali tidak secerdik seperti kelihatannya. Tak tahulah.

Dari hasil mengevaluasi segala kemungkinan, akhirnya saya memutuskan membeli payung di mall depan toko buku. Setelah berlari lari menyeberang jalan sambil menembus pekatnya hujan, sampailah saya di mall. Kemudian saya langsung bergegas mencari payung. Sayangnya semua payung terlalu mahal untuk kantong saya yang isinya cuma beberapa rupiah. Setelah sekian menit berputar-putar tanpa arah, tiba tiba mata saya tertumbuk pada tumpukan jas hujan plastik. Harga satuannya masih bisa ditolerir oleh kantong saya . Saya sambar satu yang berwarna putih, kemudian keluar dari mall dan mulai menggunakan jas hujan tersebut. Berjalan di tengah hujan lebat sambil menggunakan sepotong plastik tipis dengan lubang untuk tangan dan muka, tampilan saya mirip ilmuwan gila yang salah mengira trashbag sebagai jas laboratorium. Setelah berjalan sekitar 15 menit dengan penuh perjuangan, menerabas banyak genangan air dan menggunakan banyak manuver badan untuk menyelamatkan diri dari bahaya terpeleset di lumpur, sampailah saya di tempat tujuan dengan selamat. Aman sentosa dan 3/4 kering.

Tiga menit setelah saya sampai, langit menjadi terang benderang. Hujanpun reda.

No comments:

Post a Comment