Saturday, June 26, 2021

Kubo and The Two String (2016) : Film Indah Tentang Duka dan Kekuatan Kenangan

Tulisan ini dibuat untuk memenuhi Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog bulan Juni dengan tema Review Film Bergenre Keluarga.

Untuk tantangan bulan ini saya memutuskan untuk menulis mengenai film animasi Kubo and The Two String (2016).

Rekap Cerita 

Warning! Major spoiler alert! Full story ahead!
seluruh screencaps yang dibuat untuk membuat rekap ini diambil dari animationscreencaps.com.

Awal Mula Kisah

His name is Kubo. His grandfather stole something from him.
And that really is the least of it.

Seorang anak laki - laki bernama Kubo (Art Parkinson) dan ibunya, Sariatu (Charlize Theron) tinggal di sebuah gua diatas gunung dekat sebuah desa kecil fiksional Jepang. Mata Kubo hanya tinggal satu. Dewa Bulan 'Moon King' , yang adalah kakek Kubo, mengambilnya saat ia masih bayi. Saat menyelamatkan Kubo dari kakeknya, ayah Kubo tewas. Sementara Sariatu, menderita cedera kepala saat perahu yang mereka naiki untuk melarikan diri mengalami kecelakaan. Cedera dan duka mendalam karena kehilangan suaminya menyebabkan Sariatu menderita dementia dan ada di kondisi catatonic. Tidak responsif walaupun ada dalam kondisi sadar.


Untuk menghidupi dirinya dan ibunya, di siang hari Kubo mencari uang dengan cara mendongeng ke penduduk desa. Kubo mewarisi kekuatan sihir dari ibunya yang adalah keturunan dewa. Kekuatan yang dimilikinya terkait erat dengan alat musik shamisen yang selalu dibawanya. Saat Kubo memetik shamisen miliknya, musik yang dialunkan oleh alat musik tersebut bisa membuat kertas origami terlipat menjadi berbagai bentuk yang diinginkan dan bergerak sesuai perintah mengikuti irama. Dengan kekuatan tersebut Kubo selalu menampilkan pertunjukan dongeng memukau yang dinantikan oleh para penduduk desa.


If you must blink, do it now!
Pay careful attention to everything you see and hear...No matter how unusual it may seem.
And please be warned. If you fidget. If you look away.
If you forget any part of what I tell you, even for an instant, then our hero will surely perish.

Ini adalah kalimat yang sering digunakan Kubo untuk memulai kisahnya. Cerita yang sering ia sampaikan adalah tentang Hanzo, samurai terkuat yang kehilangan segalanya : keluarga, prajurit, dan kerajaan akibat perbuatan Dewa Bulan.

Hanzo kemudian mengembara ke negeri antah berantah. Melawan berbagai macam monster, untuk menemukan tiga pusaka yang dapat mengalahkan musuh terbesarnya tersebut. Pedang yang tak terpatahkan, zirah pelindung dada yang tidak dapat ditembus apapun, dan topi perang yang tidak bisa pecah.

Sayangnya seseru apapun cerita yang disampaikan Kubo, ia tidak pernah berhasil menyampaikan kisah Hanzo sampai tamat. Karena Kubo tidak pernah tau cerita lengkap mengenai Hanzo.

Padahal Hanzo adalah ayah Kubo. Cerita tentang Hanzo Kubo dengar dari ibunya, yang kondisinya membaik di malam hari. Saat malam, ibu Kubo kembali menjadi dirinya. Seorang ibu penyayang yang mampu bercerita kepada putranya mengenai ayahnya.

Sedihnya, bercerita mengenai Hanzo memicu kenangan buruk pada Sariatu. Ingatannya selalu berhenti saat menceritakan klimaks petualangan Hanzo. Alhasil Kubo tidak pernah tau cerita lengkap tentang keluarganya. Bahkan ia tidak pernah tau apakah yang diceritakan ibunya adalah yang sebenarnya terjadi atau hanya khayalannya. Ia hanya tahu bahwa ayahnya, sang samurai hebat, tewas saat berusaha menyelamatkan ia dan ibunya dari kejaran kakeknya. Tapi seperti apakah sosok ayahnya sebenarnya? Bagaimana kisahnya dengan ibunya? Mengapa Dewa Bulan ingin mengambil matanya? Semua pertanyaan tersebut adalah misteri bagi Kubo dan Kubo sangat ingin memperoleh jawabannya.


Festival Obon

Suatu hari Kubo mendengar mengenai festival Obon 'lentera' di desa. Festival Obon dilaksanakan untuk merayakan hari dimana dipercaya bahwa pintu dunia arwah sedang dibuka.


Di hari tersebut, arwah orang yang sudah meninggal dapat dipanggil untuk berkunjung ke altar persemayaman atau makamnya dengan cara menyalakan lentera. Cahaya api dalam lentera akan mengarahkan arwah ke tujuannya. Setelah bertemu dengan keluarganya, arwah yang datang kemudian akan diantarkan kembali untuk pulang ke dunia arwah dengan menghanyutkan lentera yang digunakan untuk memanggil arwah tersebut ke sungai atau laut.


Ibu Kubo selalu mewanti wanti agar Kubo pulang sebelum matahari tenggelam atau Dewa Bulan akan menemukannya. Akan tetapi rasa ingin bertemu ayahnya membuat Kubo nekad melawan perintah ibunya. Ia memutuskan untuk mengikuti festival Obon di desa dan tidak langsung pulang ke gua saat senja.


Kubo mengikuti penduduk desa lainnya menyalakan lentera di pemakaman. Berharap arwah ayahnya akan muncul mendatanginya. Setelah menunggu beberapa lama, arwah yang dinanti tidak jua muncul. Keluarga lain mulai menghanyutkan lentera ke sungai. Dengan kecewa Kubo beranjak pergi.


Hari sudah berganti menjadi malam saat Kubo berjalan menuju ke rumahnya. Tiba tiba di hadapannya muncul dua makhluk yang mengaku sebagai bibinya. Anak kembar Dewa Bulan, Karasu dan Washi (Ronney Mara). Saudari Sariatu. Keduanya ingin membantu ayah mereka mengambil mata Kubo yang tersisa dan membalaskan dendam atas hilangnya saudari mereka. Keduanya langsung mengejar Kubo yang hanya bisa berlari tanpa mampu berbuat apa - apa.


Sariatu yang dapat merasakan bahwa putranya sedang dalam marabahaya tersadar kemudian segera berlari ke desa untuk menyelamatkannya.


Dengan shamisen miliknya ia melepaskan kekuatan untuk membantu Kubo melepaskan diri dari cengkeraman saudari kembarnya. Kemudian dengan sihir terakhirnya ia menerbangkan Kubo ke tempat jauh yang aman, sebelum kembali melawan kedua saudaranya.


Perjalanan

Saat terbangun, Kubo menemukan dirinya ada bersama seekor monyet yang bisa bicara. Monyet 'Monkey' (Charlize Theron) menyampaikan bahwa Sariatu wafat dan desa tempat tinggalnya luluh lantak akibat pertarungan dirinya dengan saudari kembarnya. Sementara Monyet sendiri merupakan jimat yang dihidupkan oleh Sariatu dengan kekuatan sihir terakhirnya untuk membantu Kubo menemukan tiga pusaka ajaib yang bisa mengalahkan dari Dewa Bulan.


Membantu Kubo yang bersedih karena kepergiannya ibunya, Monyet menjalin rambut Sariatu, yang tidak sengaja tertarik oleh Kubo saat ia terpisah dengan ibunya, menjadi sebuah gelang kenangan.


Kubo pun memulai pencarian bersama Monyet dan origami Hanzo yang berasal dari kertas yang terlipat dengan sendirinya saat Kubo mengalami mimpi buruk.


Di tengah perjalanan, Kubo dan kawan - kawan bertemu dengan Kumbang 'Beetle' (Matthew McConaughey). Makhluk setengah manusia, setengah kumbang petarung raksasa dengan tanduk yang menyerupai topi samurai. Kumbang, yang memiliki ingatan jangka pendek, mengaku sebagai seorang Samurai bekas prajurit di kerajaan Hanzo, yang dikutuk menjadi seekor Kumbang dan kehilangan ingatannya.


Walaupun hilang ingatan, Kumbang masih seorang pemanah yang ulung. Ia memamerkan keahliannya yang membuat Monyet yang over protective terhadap Kubo, percaya bahwa dia tidak punya niatan jahat dan berguna sebagai teman perjalanan mereka.



Keempat sekawan tersebut kemudian bersama sama menjalani petualangan menemukan tiga pusaka pelindung. Perjalanan mencari ketiga pusaka tidaklah mudah. Origami Hanzo dengan sigap menunjukkan arah yang harus dituju untuk mencari ketiga pusaka tersebut.


Pusaka pertama berupa pedang tertancap di atas kepala tengkorak raksasa yang ada di sebuah gua. Tengkorak tersebut hidup dan menyerang saat Kubo dan Kumbang berusaha mencabut pedang di kepalanya. Dengan keberuntungan dan kekuatan sihirnya, Kubo berhasil mengambil pedang dari kepala tengkorak dan membuat tengkorak tersebut hancur berantakan.

Selesai mendapatkan pedang, mereka menuju ke Danau Panjang tempat zirah pelindung dada tersembunyi.
Mereka berlayar mengarungi Dana Panjang menggunakan kapal yang dibuat oleh Kubo dari kumpulan daun yang disusun menggunakan kekuatan sihirnya.


Zirah pelindung dada tersimpan di dasar Danau Panjang. Kubo teringat cerita ibunya tentang monster yang menghuni dasar danau tersebut. Monster Mata yang dapat melihat sampai ke dalam jiwa lawannya dan membangkitkan rahasia dan kenangan terburuk yang ada dalam dirinya. Kumbang menawarkan diri untuk mengambil zirah pelindung dada. Bagaimanapun ia tidak ingat tentang dirinya, sehingga monster mata mungkin tidak akan terlalu mempengaruhinya. Kubo dan Monyet menunggu Kumbang kembali, hingga akhirnya Kubo yang tidak khawatir akan keselamatan Kumbang memutuskan menyelam masuk ke dalam danau dan langsung berhadapan dengan monster mata.


Sementara itu saat malam menjelang, Karasu dan Washi datang untuk menyerang kapal yang mereka naiki. Monyet dengan sekuat tenaga mencoba melawan. Walaupun terluka monyet berhasil membunuh Karasu.

Kubo sendiri hampir tidak terselamatkan dari sihir Monster Mata yang menghipnotisnya. Untungnya Kumbang dengan sigap menyelamatkannya.


Ketika tersadar, Kubo ingat hal yang ditunjukkan oleh Monster Mata. Monyet adalah titisan ibunya.


Setelah keadaan kembali tenang, Monyet/Sariatu menceritakan kisahnya dengan Hanzo. Sariatu, Karasu, dan Washi diutus oleh ayahnya, sang Dewa Bulan untuk membunuh semua samurai hebat di bumi yang dianggap sebagai ancaman bagi kerajaan langit. Ketika bertemu Hanzo, Sariatu jatuh cinta. Kehangatan dan sifat manusiawi Hanzo membuat Sariatu rela melepaskan keabadian dan tinggal di bumi. Sariatu dan Hanzo lalu menikah dan lahirlah Kubo.


Dewa Bulan yang murka karena penghianatan Sariatu berusaha mengambil kedua mata cucunya dan menjadikannya penghuni langit abadi seperti dirinya. Dalam usahanya menyelamatkan isteri dan anaknya dari Dewa Bulan, Hanzo kehilangan kerajaan, bala tentara, dan nyawanya.

Karena itulah Sariatu melarang Kubo untuk pergi saat malam. Dewa Bulan dan kedua saudarinya akan dengan mudah menemukannya.

Kebenaran


Berhasilkan mendapatkan dua pusaka, Kubo melanjutkan perjalanan dengan Monyet, Kumbang, dan Origami Hanzo.


Mereka memutuskan untuk pergi ke Kastil Tulang 'Bone Castle'. Kastil kerajaan Hanzo yang porak poranda setelah ditinggal pemiliknya. Di sana Kubo melihat jejak keluarganya saat masih bersama.


Suasana nostalgia tidak berlangsung lama, kembar yang tersisa, Washi, mengejar mereka kesana. Ia semakin bernafsu ingin membalaskan dendamnya. Baginya Hanzo dan Kubo telah membuatnya kehilangan Sariatu dan Karasu.


Monyet yang terluka berusaha melindungi Kubo. Begitupun dengan Kumbang. Di tengah pertarungan sengit, Washi membuka rahasia bahwa Kumbang sebenarnya adalah Hanzo yang dikutuk dan diambil ingatannya.

Washi kemudian membunuh Monyet dan Hanzo, meninggalkan Kubo sekali lagi tanpa ayah ibunya. Kubo yang kekuatan sihirnya semakin meningkat selama perjalanan, menggunakan shamisen ajaibnya untuk melawan. Dawai shamisen miliknya putus saat Kubo melepaskan kekuatan dahsyat dan Washi akhirnya bisa dikalahkan.


Sepeninggal Monyet, Kubo, dan Washi. Kubo tertinggal sendiri di Kastil Tulang. Ia mengambil tali busur Kumbang yang telah putus dan mengenakanya sebagai gelang bersamaan dengan gelang dari rambut ibunya.

Origami Hanzo yang juga telah robek akibat pertempuran yang terjadi berusaha memberikan petunjuk mengenai tempat pusaka terakhir berada. Topi perang samurai yang dicari selama ini, ternyata digunakan sebagai lonceng peringatan di desa tempat tinggal Kubo.


Pertempuran Terakhir

Menggunakan bendera dari kastil ayahnya, Kubo pun terbang kembali ke desanya dan mengambil topi perang pusaka. Di sana kakeknya, sang Dewa Bulan (Ralph Fiennes), telah menunggunya. Kakeknya menawarkan kehidupan abadi sebagai ganti mata Kubo yang tersisa. Di langit, kata orang tua tersebut, Kubo tidak perlu merasakan sakit, sedih dan mengalami hal buruk seperti di bumi. Kubo menolak tawaran kakeknya. Karena baginya walaupun di Bumi ada hal - hal buruk yang terjadi tapi ada lebih banyak hal indah yang ia lihat daripada kehidupan di dunia abadi, sempurna, tapi dingin yang ditawarkan oleh Kakeknya.
For every horrible thing down here there’s something far more beautiful. My mother saw it. So did my father. I see it, even with just one eye.

I know why you want my eye. Because without it I can’t look into the eyes of another and see their soul. Their love.
Dewa Bulan yang marah atas penolakan Kubo berubah bentuk menjadi Monster Bulan dan mulai menyerang Kubo. Kubo menggunakan ketiga benda pusaka yang telah ia dapatkan untuk melawan Dewa Bulan. Tapi bagaimanapun kuat ia berusaha ia tidak dapat mengalahkan kakeknya. Kubo pun terpojok di pemakaman desa di pinggir sungai.


Mengingat kembali semua hal yang telah dialaminya, Kubo lalu menyadari bahwa kekuatan yang sebenarnya ada pada dirinya sendiri. Bukan pada ketiga pusaka yang telah susah payah ia temukan. Ia menggunakan rambut Sariatu dan tali busur Hanzo dan menjadikannya sebagai dawai shamisen. Kemudian ia mencabut rambutnya sendiri dan menjadikannya dawai yang ketiga.

Keadaan Kubo semakin terjepit. Monster Bulan sudah ada di hadapannya.

MOON BEAST : Everything you loved is gone!
Everything you knew has been taken from you!
KUBO : No. It’s in my memories. The most powerful kind of magic there is.
It makes us stronger than you’ll ever be. These are the memories of those we have loved and lost.
And if we hold their stories deep in our hearts, then you will never take them away from us.
And that really is the least of it.
Kubo lalu memetik shamisennya. Dari dawainya keluar sinar yang semakin lama semakin terang. Lentera - lentera yang dihanyutkan oleh para warga di sungan untuk Festival Obon mulai menyala. Para arwah keluar dari lentera tersebut.

Para arwah semakin banyak berdatangan. Mereka mengelilingi Kubo dan Monster Bulan. Cahaya dari shamisen Kubo membaur dengan cahaya para arwah. Kubo terus memetik shamisennya, hingga cahaya yang muncul melingkupi Monster Bulan.


Monster Bulan mengeluarkan raungan terakhirnya dan kembali berubah menjadi sosok pria tua. Dewa Bulan yang kehilangan ingatan, kekuatan, dan keabadiannya berubah menjadi manusia biasa. Menjadi Kakek Kubo.


Kakek Kubo sangat kebingungan. Ia tidak ingat siapa dirinya dan apa yang sedang ia lakukan disana. Ketika dia mempertanyakan siapa dirinya, warga desa mengatakan bahwa ia adalah orang tua yang baik. Dermawan dan selalu tersenyum. Kakek Kubo mempercayai hal tersebut.


Warga desa kemudian menghanyutkan kembali lentera - lentera ke sungai. Mengantarkan para arwah yang telah membantu Kubo kembali ke dunianya. Lalu satu persatu mereka kembali pulang.


Saat suasana sudah sepi, Kubo kemudian menyalakan lentera. Berdoa, mencoba memanggil ayah dan ibunya.


Akhir Kisah

Bulan bersinar terang. Lentera - lentera yang dihanyutkan berubah satu persatu menjadi burung bangau bercahaya yang terbang ke langit.


Di pinggir sungai tiga sosok melihat pemandangan tersebut dalam diam . Kubo dengan arwah ayah dan ibunya.


Tamat.

Ulasan

Kubo and The Two Strings (2016)  bukanlah film animasi biasa. Film yang pembuatannya menghabiskan waktu selama 5 tahun ini adalah gabungan yang apik dari kisah yang berkesan, teknologi yang canggih, dan pemeran yang berkualitas. Ketiga elemen ini menjadikan Kubo and The Two Strings sebagai film yang modern tapi klasik . Tak akan lekang oleh zaman (9/10).

Pesan Cerita

Jika ada yang yang mencari film dengan tema kematian, kehilangan, dan duka yang ramah anak, Kubo and The Two Strings bisa menjadi jawabannya. Film stop motion berlatar belakang Jepang ini mengusung tema - tema tersebut dengan mumpuni. Berikut beberapa pesan yang saya tangkap dari kisahnya:

Duka yang Disikapi dengan Baik akan Membuat Kita Lebih Kuat. Tidak ada satupun orang yang tidak terpengaruh dengan rasa duka dan kehilangan. Walaupun pengaruhnya tentu berbeda untuk masing - masing orang. Ada orang yang seperti Sariatu, dimana duka akibat kehilangan suaminya sangat berpengaruh hingga ia tak sanggup menjalani hidupnya. Ada orang yang mengartikan rasa kehilangan sebagai alasan untuk membalas dendam seperti si kembar Karasu dan Washi atau Dewa Bulan yang berusaha mencari pengganti putrinya dalam diri Kubo. 

Atau ada juga orang yang tidak tau bagaimana cara menyikapi duka seperti Kubo.Karena, walaupun ikut merasakan kehilangan ayahnya, sebagai manifestasi dari rasa duka ibunya yang sangat kuat, tapi Kubo tidak pernah kenal ayahnya. Sehingga ia tidak pernah benar - benar merasakan kehilangan dan berduka atas kepergian ayahnya.

Ketika Kubo harus kehilangan kedua orang tuanya untuk kedua kali, baru ia merasakan duka yang sebenarnya. Saat itu Kubo memilih untuk menghadapi dukanya dan tidak melarikan diri darinya. Seperti yang ia sampaikan pada kakeknya dengan menolak meninggalkan bumi dengan semua rasa sakit dan sedih di dalamnya. Perasaan berduka lalu ia jadikan motivasi dan sumber kekuatan untuk menghadapi musuhnya. 

Jangan remehkan kekuatan cerita. Kisah Kubo tidak lepas dari kisah tentang kekuatan cerita. Kubo hanya mengenal ayahnya dari cerita yang ia dengar dari ibunya. Dengan menceritakan kembali kisah tersebut kepada warga desa, Kubo  bisa merasakan ikatan yang erat dengan sosok ayah yang sangat ia dambakan. Melalui cerita juga,  Kubo jadi bisa mengetahui kisah ayah dan ibunya serta latar belakang tindakan kakek dan saudari ibunya. Dengannya Kubo lebih bisa mengerti takdir dan makna hidupnya bahkan bisa memaafkan dan menerima kakeknya.

Oh, Kubo. He doesn’t hate you. He wants to make you just like him. Blind to humanity, as I once was. Only then can you take your place beside him as part of his family... cold and hard and “perfect”. 
Manusia diberikan kemampuan untuk bercerita. Cerita telah dimanfaatkan untuk menyampaikan nasihat, pesan, dan makna kisah ke generasi selanjutnya. Kitapun seringkali mengambil makna dari kisah - kisah yang disampaikan orang - orang terdahulu. Dengannya kita belajar untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama dan memahami cara untuk menghadapi masalah yang serupa. 
Your story will never end. It will be told by him. And by the people he shares it with. And by the people they share it with. And by the people they share it with. And by the people they share it with...
Begitupun dengan kisah Kubo. Kisah ini diceritakan untuk diambil hikmahnya. Bahwa cerita mampu membantu lebih memahami rasa duka dan kehilangan serta agar kita mengambil kebijaksanaan darinya. 

Orang yang telah tiada bisa tetap hidup dalam diri kita melalui kenangan tentangnya. Seperti yang dikatakan oleh Kubo saat mengalahkan Kakeknya, kenangan adalah suatu hal yang kuat. Kenangan akan orang terkasih yang telah tiada bisa memberikan kita kekuatan untuk terus melangkah maju ketika duka datang menghampiri. 

Many say the song’s about what happens when we die. How we don’t just... disappear.
Like Kubo’s paper, we shift. We transform. So we may continue our story to another place. The end of one story is merely the beginning of another...

Karena orang yang telah tiada tidak sepenuhnya pergi. Ia hanya berpindah tempat ke dimensi lain dan kenangan tentangnya akan terus hidup selama kita mengingatnya. Sampai kita bertemu dengannya kembali. 

Pendapat Pribadi 

Saya termasuk orang yang ogah rugi kalau menonton film. Harus saya pastikan dulu film tersebut punya review bagus sebelum saya menontonnya. Bagi saya pengalaman menonton Kubo and The Two Strings adalah pengalaman yang mengesankan. 

Pertama, buat saya yang kemampuan seninya hanya sebatas mengagumi, film ini cantik sekali. Setiap adegannya wallpaper worthy.  


Sebagai orang yang memiliki pengetahuan nol besar dalam hal pembuatan film, tapi gemar memperhatikan orang, saya terkagum - kagum melihat cara pengambilan gambar film ini. Detail dan canggih sekali. Bagi yang suka mengamati hal - hal teknis, film yang dibuat menggunakan gabungan teknik CGI dan stop motion ini, punya berbagai aspek teknis yang sangat memikat.    


 

Kedua, saat menonton film, saya juga tipe yang tertarik pada pemerannya. Bukan ganteng dan cantiknya ya. Tapi kualitas bermainnya. Walaupun saya juga awam sama sekali dalam hal seni peran, tapi tetap boleh dong ya saya punya selera. Menonton film yang diperankan dengan baik itu menimbulkan perasaan yang berbeda dengan film yang diperankan asal - asalan saja. 

Unsur lainnya memang sangat berpengaruh, tapi faktor pemeran buat saya adalah salah satu faktor penarik utama. Pengisi suara Kubo and The Two Strings adalah aktor dan aktris papan atas Hollywood yang sudah tidak diragukan lagi kemampuan aktingnya, seperti Charlize Theron, Matthew McCounaughey, Rooney Mara, dan Ralph Fiennes (semuanya pernah mendapatkan nominasi Oscar). Peran mereka sangat besar membuat film ini menjadi sangat memorable.

Ketiga, Kubo and The Two Strings memang sangat layak ditonton oleh seluruh keluarga. Kalaupun belum bisa memahami makna yang tersirat, anak - anak masih bisa menikmati petualangan yang tersaji. Untuk anak - anak yang lebih besar ada banyak hal yang bisa menjadi bahan diskusi, terutama hal - hal terkait dengan kematian dan kenangan. Jika tujuan menontonnya hanya untuk cari hiburan saja tanpa harus memikirkan berbagai makna baik yang tersirat maupun tersurat,  film ini juga cukup enteng dan menghibur untuk dinikmati secara sambil lalu.

Keempat, film ini membuat saya berpikir, tentang semua orang yang saya sayangi yang telah tiada. Terutama orang tua saya. Saya jadi bertanya - tanya cerita apa tentang mereka yang tidak saya ketahui. Impian apa yang belum mereka capai. Saya jadi menyadari bahwa saya mengenal mereka hanya sebagai orang tua saya. Bukan individu yang punya kisah dan juga impian.  

Tentang Tantangan Bulan Ini

Suami menonton Kubo and The Two String di pesawat dalam perjalanan ke Jepang tahun 2019. Semenjak itu, kalau kami sedang membahas mengenai film, terkadang dia masih menyarankan saya untuk menonton film ini. Tapi saya tidak begitu hobi lagi menonton animasi. Mungkin karena sudah kebanyakan menemani bocah nonton Boboiboy kartun. Jadi saat punya waktu untuk nonton saya lebih memilih tontonan lain. Alhasil bertahun kemudian saya masih belum menonton film yang mendapatkan nominasi Academy Award Tahun 2017 untuk Best Featured Animation Film ini.

Sampai saat saya bercerita kepada suami bahwa tema Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog Bulan Juni adalah review film bertema keluarga. Suami lagi - lagi menyarankan saya menonton Kubo. Karena kebanyakan pilihan dan susah memutuskan tidak terpikir film lain yang cocok untuk diulas, akhirnya saya googling sinopsis dan ulasannya di berbagai website sebelum memutuskan untuk menonton dan menulis tentang film animasi garapan Studio Laika ini. 

Sayangnya film ini tidak ada di layanan streaming berbayar manapun yang saya langgan. Saya hanya menemukannya di Netflix USA yang tentu saja tidak bisa saya akses. Tapi saya tidak hilang akal. Sebagai emak - emak olshoper ulung, saya menaruh kepercayaan bahwa hampir semua barang , halal dan tidak neko neko, bisa dibeli di marketplace. Akhirnya saya buka marketplace yang iklannya dibintangi oleh grup Korea, yang karena kepopulerannya membuat saya sempat tidak bisa membeli kentang goreng kesukaan anak saya via ojek online dari restoran fastfood. Alhamdulillah saya menemukan DVD original Kubo and The Two Strings di salah satu toko DVD original.

Kamipun menonton DVD tersebut dengan DVD player yang sudah berdebu di pojok lemari televisi di ruang tengah kami. Anak saya yang besar, umur 4 tahun, tertarik dengan cerita tentang samurai, walaupun dia kabur saat adegan Karasu dan Washi, yang memang seram. Sementara adiknya, umur 1.5 tahun, tertarik dengan Monyet walaupun dia kekeuh bilang itu kucing. Namanya anak yang besar dalam pandemi. Belum pernah lihat dunia monyet betulan. Suami a.k.a si pemilik ide untuk menonton film ini, hanya memberikan pandangan I've told you so sepanjang film. Bangga betul dengan pilihannya.
Pesan moral : jangan ragukan selera suamimu. Bagaimanapun dia telah memilihmu #Loh

Karena saya tau pembaca mungkin akan kesulitan menonton film ini kecuali don't mind nonton di Youtube yang ilegal maka saya memutuskan untuk menulis rekap a la website rekap drama Korea favorit saya dramabeans.com. Rekap dibuat menggunakan screencaps. Hasilnya bisa dilihat diatas. Untung ada website animationscreencaps.com yang menyediakan screencaps semua adegan di film Kubo. Jadi saya tidak harus capture satu persatu adegan yang diperlukan.

Penutup


Sejak kapan ya menulis penutup tulisan tantangan bulanan seperti mau menulis kata pengantar untuk TA 2 😂 Anyway lagi lagi tantangan bulan ini adalah tantangan yang sangat seru. Dari mulai pemilihan film hingga penulisan banyak sekali distraksi yang harus saya lewati. Alhamdulillah selesai juga walaupun lagi - lagi mepet dengan deadline.  

Karena sudah terlalu panjang saya sudahi saja tulisan saya tentang Kubo and The Two Strings ini. 
Semoga bisa menjadi pilihan tontonan di libur kali ini yaaa. Bekal untuk tidak kemana mana saat virus merajalela. Stay safe semuanya!

2 comments:

  1. gambarnya aja bagus banget ya Restu, pasti bagus banget animasinya ini. Cuma kumaha nontonnya ya...mesti cari DVD dulu.Hoo...baru tau ada animationscreencaps.com, nikmatin gambarnya aja dulu...

    ReplyDelete
  2. Wooowww ... ini makalah yaa, Restu? Mantap banget ngulas sepanjang ini. Makasih udah nambahin daftar tontonanku yaa ����

    ReplyDelete