Tuesday, January 13, 2015

Log Out

Beberapa bulan terakhir, kegiatan yang saya lakukan pertama setelah bangun tidur adalah mengecek timeline social media. Kegiatan ini saya lakukan dalam interval yang cukup sering sepanjang hari dan berlanjut bahkan setelah lampu kamar dimatikan untuk tidur malam.

Gosip, berita, informasi, woro-woro dan sebagainya dan sebagainya berseliweran di layar telepon genggam dan laptop saya setiap saat. Silih berganti tanpa berhenti.

Seperti yang sering dikatakan oleh orang-orang bijak, hal yang berlebihan memang tidak baik.

Begitupun dengan asupan social media saya sehari-hari yang ternyata, untuk saya, porsinya sudah berlebihan.

Semakin saya mengamati semakin saya tenggelam dalam obsesi terhadap hidup orang lain.
Obsesi ini, saya rasakan, mulai berkembang menjadi rasa iri : kok orang lain begini, kok orang lain begitu, kenapa saya tidak begini, kenapa saya tidak begitu.

Iri menyelimuti hati saya sedemikian rupa sehingga tanpa sadar saya terdorong untuk membuat orang lain iri juga. Hehehe!

Layaknya kata - kata "Nikmat yang berkurang karena kurangnya rasa syukur", saya terlalu sibuk menginginkan dan mengangankan nikmat yang dimiliki orang lain sehingga lupa kalau saya sendiri sudah diberi jatah nikmat yang besar.

Puncaknya adalah ketika saya sedang berada di Praha akhir tahun kemarin. Menikmati pemandangan menakjubkan salah satu kota tercantik di dunia yang sedang diselimuti salju, yang terlintas dalam pikiran saya malah : "Ah, orang lain pergi ke tempat yang lebih asyik".


...
...
...
...
Pikiran macam apa ini, batin saya.
Ada yang salah. Ada yang salah. Ada yang sangat salah.
...
...
...
...

Setelah berpikir cukup lama, saya sampai pada kesimpulan, mungkin ada yang salah dengan cara saya mengarungi arus aliran social media. Mungkin saya tidak berenang ke tempat yang tenang dan malahan terseret ombak ke tempat yang terlalu dalam untuk saya.

Ternyata saya belum cukup bijaksana untuk tidak membiarkan rasa iri tertanam dan terpupuk oleh  potongan-potongan kehidupan yang dibagikan oleh orang lain.
Ternyata saya belum cukup dewasa untuk tidak membiarkan hati saya dipermainkan oleh opini opini kecil dalam pikiran saya yang dipengaruhi fragmen-fragmen kenyataan yang belum tentu memperlihatkan kenyataan, seperti yang saya sendiri sering saya bagikan.

Foto mengenai rumah yang nyaman dengan sinar matahari yang cerah masuk melalui jendela (atas), ketika pada kenyataannya di latar belakang jemuran dan barang-barang tak terpakai menumpuk serta debu tebal mengumpul di sudut sudut rumah (bawah).
Oke bagian debunya berlebihan sih. Tapi dapet pointnya kan? hehe!

Hingga pada akhirnya saya memutuskan untuk membatasi diri saya terhadap social media. Tidak sampai berhenti. Tapi mengurangi, membatasi.

Karena saya tidak ingin menghabiskan waktu dalam hidup saya untuk memikirkan apa yang saya tidak punya dan mengecilkan arti apa yang sekarang saya punya.

Karena saya tidak ingin menjadi orang yang kurang bersyukur.

Saya memutuskan untuk log out sejenak dari social media. Sampai saya cukup dewasa menghadapinya.

Note : 

  1. Oh okay, before anyone freaking out and thinking I live my life miserably and unhygienically. Tidak sering ada tumpukan baik cucian maupun debu di rumah saya. Alles sind in ordnung. All is okay. All is well. 
  2. Please don't put advertising comment "Kalau ingin social media bermanfaat, hubungi aja...". Because you got the point not. Hehehe!

5 comments:

  1. Wah penting ini! Jadi pengen log out juga... :(
    Mungkin harus belajar dari FRZ

    ReplyDelete
  2. horee.. restu log out juga.
    bisa berjumpa lebih sering di arena blog ini lagi. :D

    ikutan nya? :p

    ReplyDelete
  3. Bikini posting bertema tiap bulan yuk ibu ibu, Kemarin Monce udah gw ajakin tapi nggak ngasih-ngasih postingan dia :)))

    ReplyDelete
  4. gw punya ide!
    gimana kalo kita bikin random googling
    trus ditulis di blog hasil temuannya..
    macam:
    asal usul debat kusir
    kenapa lontong namanya lontong
    dsb

    seru banget ih ya ampun yes yes

    ReplyDelete
  5. Ini gw baru baca lagi ampun, gw lebih setuju usul Restu sih, Tiek =)))

    Btw barusan log out si sosmed Merah :))) mau kabur dulu

    ReplyDelete